CARA MENDAPATKAN 1000 SUBSCRIBER DAN 4000 JAM TAYANG BUAT PEMULA

Bencana Kekeringan dan Peran Muhammadiyah

Kita patut bersyukur hidup di Indonesia yang hanya mempunyai dua kali pergantian musim. Yakni musim penghujan dan musim panas atau kemarau. Teringat waktu masih kelas 4 Sekolah Dasar (SD), dulu apa pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang juga diajarkan tetang pergantian musim khsusnya di Indonesia. Indonesia adalah negara tropis yang memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim panas atau kemarau. Musim panas akan dialami mulai bulan Januari sampai dengan Juli, sedangkan musim penghujan akan dialami pada bulan Agustus sampai dengan Desember. Meskipun pada kenyataanya sekarang ini musim sudah tidak menentu dan susah untuk diprediksi.

Pada musim penghujan akan kita jumpai hujan hampir setiap hari, bahkan dalah satu hari bisa terjadi hujan tanpa berhenti. Ada dua efek dari musim hujan tersebut yang pertama adalah manfaat bagi para petani yang menanam tanaman dengan kapasitas kebutuhan air tinggi seperti padi. Begitu juga dengan bendungan, sungai-sungai akan terisi air yang cukup untuk cadangan air untuk pertanian. Disisi lain hujan juga dapat mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor. Selain diakibatkan curah hujan yang tinggi, banjir juga dipicu beberapa faktor diantaranya adalah selokan tersumbat akibat buang sampah sembarangan, semakin minimnya tanah resapan air khususnya di perkotaan. Penebangan pohon di tebing dan dataran tinggi juga menyebabkan bencana tanah longsor.

Selain itu pada musim panas atau kemarau yang berlangsung antara bulan Agustus-Desember akan kita jumpai rasa panas yang cukup terasa. Apalagi didaerah perkotaan seperti Jakarta, Semarang, Surabaya pada siang hari suhu bisa mencapai 34-35oC. Musim kemarau saat ini juga tidak dapat diprediksi, terkadang lebih panjang daripada musim penghujan. Dampak dari musim kemarau berkepanjangan ini adalah bencana kekeringan dan kekurangan air bersih. Kekeringan melanda hampir seluruh bagian di Indonesia. Gagal panen, rumput pakan ternak susah didapat adalah hal yang sering dialami. Bahkan seperti yang diberitakan oleh beberapa media, kekeringan di beberapa negara tetangga seperti India dan Nepal bisa mencapai 40 oC yang mengakibatkan kematian pada ribuan rakyat di negara tersebut. Bencana kekeringan atau cuaca panas (ekstrim) ini harus ditanggapi dan ditangani dengan serius.

Hakekat berkemajuan dalam menjawab persoalan kemanusiaan.

Salah satu organisasi masa (ormas) islam terbesar di Indonesia yakni Muhammadiyah adalah salah satu ormas yang cukup konsisten dalam penyaluran bantuan pada berbagai bencana yang melanda. Banjir, tanah logsor, gempa bumi, gunung meletus adalah lahan garap Muhammadiyah yang secara mandiri maupun bermitra dengan pemerintah sangat tanggap dilakukan. Dengan bekal amal usaha dibidang kesehatan, sosial, pendidikan dan ekonomi serta simpatisan yang begitu banyak Muhammadiyah mampu hadir di garda terdepan untuk menuntaskan persoalan kemanusiaan tersebut. 

Akan tetapi nampaknya bencana kekeringan yang sudah cukup meresahkan dan mengancam masyarakat ini belum tersentuh oleh langkah nyata pergerakan Muhammadiyah. Pemerintah sendiri nampaknya masih kuwalahan untuk menangani persoalan ini khususnya kekurangan air bersih. Kebutuhan air bersih untuk dikonsumsi, mandi dan mencuci merupakan persoalan keumatan yang perlu ditangani bersama. Dengan banyaknya sumber daya dan jaringan yang dimiliki Muhammadiyah, seharusnya Muhammadiyah juga mampu untuk paling tidak menjadi pelopor menjawab persoalan umat tersebut.

Bagaimana caranya? Mari kita pikirkan dan lakukan bersama-sama.




 Penulis : Wahyu Imam Santoso


Komentar

  1. Biasanya kalau ada bahasa selain bahasa indonesia, redaksinya di italic mas imam..hehe..contohnya seperti kuwalahan.

    BalasHapus

Posting Komentar