CARA MENDAPATKAN 1000 SUBSCRIBER DAN 4000 JAM TAYANG BUAT PEMULA

Dibalik Bendera Kuning


Hari ini, 21 Maret 2015 saya mulai bercerita lagi.

Lama tidak merangkai kata menjadi kalimat-kalimat cukup membuat kagok. Tangan dan pikiran hampir tidak sejalan. Dipenuhi rasa malas dan ogah-ogahan. Tetapi demi mencairkan otak yang hampir beku, saya mencoba mengumpulkan niat untuk melakukanya lagi. Itung-itung buat nambah daftar tuisan yang pernah saya buat. 

Hari itu sudah berlalu cukup lama, 30 Oktober 2014. Ingin rasanya mengulang berkali-kali peristiwa itu, wisuda ke 21 UNIMUS. Hari itu menjadi tanda berakhirnya petualangan saya dan beberapa kawan di UNIMUS. 4 tahun yang tidak cukup lama untuk menuntut ilmu dan mencari pengalaman, namun waktu yang sangat lama untuk sebuah penantian toga.

Untuk sampai ke Semarang, saya tidak melakukanya dengan mudah kawan. Setelah 3 tahun sekolah menengah di Sekolah Muhammadiyah akhirnya pada tahun 2009 selesai juga meskipun sesuatu yang tidak menyenangkan pernah saya alami (tak perlu dipikir).

Berbekal aktif di organisasi otonom Muhammadiyah (IPM) semasa SMA, saya diberikan peluang/kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi melalui jalur beasiswa, tentunya di Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Butuh perjuangan dan sambil merayu untuk mendapatkan restu orang tua agar mengijinkan saya untuk mendaftar ke salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah. 

Setelah mendapatkan ijin, saya melengkapi berkas dan mengirim ke Univesitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). UMS adalah perguruan tinggi Muhammadiyah terbesar di Jawa Tengah. Senang rasanya jika bisa bergabung dengan salah satu perguruan tinggi swasta terbesar. 

Saya sudah mendaftar, beberapa tahap termasuk wawancara calon penerima beasiswa pun sudah saya lewati. Hal berikutnya yang saya lakukan adalah menunggu pengumuman. Saat wawancara, saya diberi tahu bahwa pengumuman diterima atau tidak akan diumumkan melalui surat resmi yang dikirimkan ke alamat masing-masing.

Memang menunggu itu bukan hal yang menggembirakan, 1 bulan menunggu membuat saya tidak sabar. Saya menghubungi teman sesama calon mahasiswa yang kebetuan sempat bertukan nomor hp. Singkat cerita surat pengumuman tak kunjung saya terima. Diterima atau tidaknya saya juga tidak tahu, dan sampai akhirnya saya berhenti berharap mencoba ikhlas. Mungkin memang belum rizki saya bisa kuliah di UMS. (agak nyesek) tapi harus ikhlas.

Orang tua dan beberapa teman terus menemangati saya untuk mencobanya tahun berikutnya. Termasuk kepala sekolah dan guru-guru di SMA. Kemudian untuk menunggu waktu pendaftaran di tahun berkutnya, saya diberi kesempatan bekerja (mengabdi) sebagai karyawan di SMA Muhammadiyah Kedungtuban (sekolah saya dulu).

Banyak cerita yang tersimpan selama setahun saya mengabdikan diri di sekolah. Selain di sekolah, saya juga mencari tambahan penghasilan lain untuk saya tabung untuk rencana bekal awal kuliah nanti. Menjadi loper majalah, jualan buku, dan sempat menjadi staff administrasi di Kantor Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Kedungtuban pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Blora 2010. Alhamdulillah bisa nabung sedikit-sedikit.

Setahun sudah, waktu penerimaan mahasiswa baru sudah dibuka. Kali ini setelah mempertimbangkan banyak hal saya tidak mendaftar di UMS, tetapi saya mendaftar di Uiversitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS). Pemberkasan sudah selesai dan siap dikirim. Di UNIMUS tidak ada tes wawancara, jika diterima akan dikirim surat resmi dari UNIMUS.

Waktu itu saya tidak sendirian, Amalia Choiriati Machmud teman sekelasku dan Kalil dari SMK Muhammadiyah Kedungtuban (samping sekolahku) mendaftar bersama. Kami memilih jurusan yang berbeda, saya memilih jurusan bahasa Inggris, Lia memilih Jurusan Teknologi Pangan, dan Kalil memilih Jurusan Akuntansi. Langkah berikutnya adalah menunggu pengumuman sambil berdoa. 

Lagi-lagi, menunggu adalah hal yang kurang menggembirakan bagi kami. Hampir sebulan sudah kami menunggu surat resmi yang ditujukan kepada kami. Kami bingung, tidak sabar, tetapi tidak tahu harus berbuat apa. Sampai waktu perkuliaahan tinggal seminggu, kami belum juga tahu kepastian nasib kami diterima atau tidak. Hampir putus asa ! 

Kamis 4 September 2010, hari itu saya benar-benar tidak sabar. Saya pergi ke kantor pos untuk menanyakan apakah ada surat atas nama saya?. Pak pos membolak balik semua surat yang ada dan akhirnya menemukan surat yang bertuliskan nama saya dan dua teman saya itu.surat iru rencana akan dikirimkan ke alamat kami hari seninnya (8 september).

Karena sudah tidak sabar, surat itu saya buka langsung di situ juga. Dan alhamdulillah didalam surat tertulis nama saya diterima di Program Studi Teknologi Pangan. Hati saya kembali cemas setelah membaca lanjutan surat dibawahnya yang menyatakan bahwa registrasi paling akhir pada hari Jum’at  tanggal 5 September (besok dari hari ini) dengan membayar Rp. 500.000,-. Sedangkan untuk kegiatan awal sebelum perkuliahan yaitu Orientasi Almamater dan Organisai (ORASI) semacam OSPEK dimulai hari senin tanggal 8 September 2010. Itu artinya kalau saya menunggu surat diantar pak pos ke rumah, saya telat registrasi dan kesempatan kuliah tahun ini lewat lagi. masyaALLAH

 
Sepulang dari kantor pos saya bilang kepada orang tua, siangnya saya mentransfer biaya registrasi dan hari ahad saya berangkat ke Semarang.


cerita ini bersambung, Semoga kalian ingat bahwa kita pernah berusaha bersama
(Kalil dan Amalia Choiriati Machmud)


Penulis : Wahyu Imam Santoso


Komentar