CARA MENDAPATKAN 1000 SUBSCRIBER DAN 4000 JAM TAYANG BUAT PEMULA

HIJRAH BERKEMAJUAN


PENDAHULUAN
Pada era modern seperti sekarang ini kita dituntut untuk terus mampu mengikuti perkembangan dunia. Perkembangan yang semakin pesat ini terjadi pada hampir semua dimensi kehidupan. Ilmu pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) adalah bagian dari dimensi global yang mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut juga tidak mengenal usia, bahkan kita sangat kesulitan untuk membedakan kebutuhan dan pola maupun gaya hidup remaja dengan dewasa pada masa sekarang ini.
Ada sedikit kegelisahan yang muncul dalam diri penulis terhadap arus percepatan global yang semakin menjadi ini. Kita sebagai kaum muda generasi penerus perjuangan agama, umat, bangsa dan negara ini seakan masih terlena dan hanyut dalam uforia kemegahan dan gemerlapnya dunia. Sebagai generasi muda yang sedang memasuki masa produktif justru terkesan abai dan acuh. Sebagian orang hanya menganggap bahwa yang perlu dilakukan adalah apa yang bisa membuatnya bisa hidup tenang dan tanpa tantangan (cari aman). Sebagian dari yang lain masih terseok-seok menata kehidupan dan berjuang mempertahankan hidup. Masih terlalu sedikit yang sadar akan tantangan yang sedang dihadapi. Masih terlalu sedikit mereka yang paham dan peduli masa depan diri sendiri dan orang lain. Maka dari itu penulis mengajak dalam tulisan ini untuk mencoba mengulas kembali makna perjuangan dan mengenal visi kehidupan untuk menjawab percepatan global yang sedang dihadapi.
Hijrah berkemajuan merupakan gagasan yang mencoba diusung dalam diskusi ini. Sebuah bahasan lama yang sering kita dengar. Kata hijrah ter-ilhami pada masa Nabi Muhammad yang sampai saat ini sering diartikan berpindah. Berkemajuan adalah kata populis (populer) yang sering digunakan untuk kalangan teretentu (akademisi) sebagai arti sebuah perubahan yang lebih baik. Hijrah berkemajuan harus diimplementasikan pada kehidupan kita khususnya sebagai generasi muda.

HAKEKAT HIJRAH
Makna sederhana dari hijrah adalah berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Menurut sejarah  peradab islam, kata hijrah menjadi populer ketika Nabi Muhammad melakukan perpindahan dari Makkah ke Madinah. Banyak sejarah dan peristiwa yang telah digoreskan oleh nabi Muhammad saw. Di antara goresan sejarah yang sangat monumental dalam perjalanan hidup Rasulullah saw adalah peristiwa hijrah Rasulullah saw dan sahabatnya dari kota Mekkah ke kota Madinah. Dalam peristiwa tersebut tampak sosok manusia yang begitu kokoh dalam memegang prinsip yang diyakini, tegar dalam mempertahankan aqidah, dan gigih dalam memperjuangkan kebenaran. Sehingga sejarah pun dengan bangga menorehkan tinta emasnya untuk mengenang sejarah tersebut agar dapat dijadikan tolok ukur dalam pembangunan masyarakat madani dan rabbani, tegak di atas kebaikan, tegas terhadap kekufuran dan lemah lembut terhadap sesama muslim. Berikut beberapa ayat yang menyebutkan tentang hijrah.
 
“Barang siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa: 100)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan Allah, mereka itu mengharpakn rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” Qs. Al-Baqarah 2:218).
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang mujairin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni’mat) yang mulia. (Qs. Al-An’fal, 8:74)
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan (Qs. At-Taubah, 9:20)

Pada ayat-ayat di atas, terdapat esensi kandungan:
1.    Bahwa hijrah harus dilakuakn atas dasar niat karena Allah dan tujuan mengarah rahamt dan keridhaan Allah.
2.    Bahwa  orang-oerang  beriman yang berhijrah dan berjihad dengan motivasi karena Allah dan tujuan untuk meraih rahmat dan keridhaan Allah, mereka itulah adalah mu’min sejati yang akan memperoleh  pengampunan Allah, memperoleh  keebrkahan rizki (ni’mat) yang mulai, dan kemenangan di sisi Allah.
3.    Bahwa hijrah dan jihad dapat dilakukan dengan mengorbankan apa yang kita  miliki, termasuk  harta    benda, bahkan jiwa.
4.    Ketiga   ayat  tersebut  menyebut  tiga  prinsip  hidup, yaitu  iman,  hijrah dan jihad. Iman bermakna keyakinan, hijtah bermakna perubahan dan jihad bermakna perjuangan dalam menegakkan risalah Allah.

Dalam konteks kekinian hijrah dimaknai lebih luas lagi. Hijrah tidak lagi hanya dimaknai berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Menuntut ilmu, berhenti dari kebiasaan buruk (move on), dan lain sebagainya adalah bagian dari hijrah yang sering kita lakukan.

HAKEKAT BERKEMAJUAN
Berkemajuan berasal dari kata “maju” yang artinya bergerak kedepan. Jika diartikan maka berkemajuan memiliki arti suatu tindakan yang mengarah atau sedang bergerak maju pada titik yang lain. Kata berkemajuan sangat akrab kita dengar pada perjuangan seorang tokoh KH. Ahmad Dahlan. KH. Ahmad Dahlan adalah salah satu tokoh yang mempelopori semangat berkemajuan pada bangsa Indonesia khususnya umat muslim. Dengan bekal ilmu dan pengalaman yang didapat, beliau mampu membuat visi perubahan dan mampu bergerak membangkitkan semangat umat islam “waktu itu” sehingga dapat keluar dari kejumudan dan keterbelakangan. Beliau tidak hanya berhijrah secara pemikiran, tetapi aksi nyata juga dilakukan. Salah satu wujud dari semangat berkemajuan umat muslim yang lakukan waktu itu adalah dengan didirikanya lembaga pendidikan yang diadopsi dari pemerintah kolonialis Belanda dan dimodifikasi menggunakan pendekatan agama. Selain itu juga ada balai pengobatan dan tempat penampungan anak yati (Panti Asuhan) yang sebelumnya tidak pernah terfikirkan oleh masyarakat waktu itu. Tentu tidak mudah melkukannya, banyak tantangan dan hambatan yang dialami. Tetapi dengan keyakinan dan kesabaran serta keikhlasan, kita sekarang mampu merasakan hasil dari semangat berkemajuan yang digelorakan saat itu.
Jika dikaitkan dengan masa sekarang, berkemajuan dapat diartikan sebagai orang yang visionaris atau memiliki visi masa depan yang baik. Mampu meneropong masa depan dengan bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dipelajari. Kata hijrah dan berkemajuan adalah dua kata yang saling menguatkan. Tidak hanya mampu berfikir akan tetapi juga mampu mengimplementasikan pada kehidupan nyata. Mengikuti perkembangan yang adan dan tidak menutup diri adalah kunci bagi kita untuk mampu bersaing dimasa sekarang ini.

HIJRAH BERKEMAJUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Dalam perspektif islam, dicontohkan nabi Muhammad yang telah melakukan hijrah untuk mengembangkan dakwahnya dari Makkah menuju Madinah. Membawa umat dari jamad jahiliyah menuju jaman keimanan. Mengangkat derajad kemuliaan wanita yang pada jaman jahiliyah sangat tidak dihargai, dan masih banyak lagi contoh lainya. Disisi lain juga sudah dicontohkan oleh KH. Ahmad Dahlan yang membangkitkan semangat berkemajuan umat muslim sehingga bisa kita rasakan sampai saat ini.
Dari penjelasan diatas, sesungguhnya kita sangat dianjurkan untuk berhijrah. Contoh sederhananya adalah ketika kita merasa tidak mampu berbuat atau mengembangkan potensi diri, maka kita harus mencari tempat lain. Bagiseorang pebisnis jika merasa bisnis disatu tempat tidak menguntungkan atau justru merugikan, maka dia harus pindah. Ketika kita berada ditempat yang tidak aman atau rawan onflik, maka demi keamanan kita wajib pindah. Atau misal kita berada ditempat yang terserang virus/radiasi bahan berbahaya, maka demi alasan kesehatan kita harus pindah.

HIJRAH BERKEMAJUAN DALAM PERSPEKTIF MAHASISWA
Mahasiswa harus “move on”. Kita sebagai mahasiswa/kaum muda yang sedang memasuki masa produktif harus semakin sadar dan peka terhadap percepatan global yang semakin hari semakin bertambah. Mahasiswa yang tugas utamanya adalah belajar/menuntut ilmu harus memapu mengelola potensi diri, menyerap informasi, dan tidak menutup diri terhadap arus global. Mahasiswa seharusnya tidak tekungkung hanya pada persoalan akademik yang hanya beroientasi pada angka saja. Mahasiswa/kaum muda haris mampu membuat visi kedepan,visi yang diperoleh dari ilmu dan pengalaman. Berfikir maju dan berdaya saing, sebagai mahasiswa muslim kita dibekali Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan seni juga diimbangi dengan Iman dan Taqwa (IMTAQ). Dengan modal IPTEKS dan IMTAQ mahasiswa mampu membuat hujrah, membuat visi kedepan yang lebih baik dan mampu mengikuti percepatan global tanpa harus kehilangan norma-norma agama.

Referensi :
Substansi Hijrah dalam Kehidupan Seorang Muslim : H. Dedih Surana, Drs., M.Ag.
Pendidikan Muhammadiyah Menuju Indonesia Berkemajuan : Azaki Khoiruddin

Penulis : Wahyu Imam Santoso

Komentar