PENDAHULUAN
Pada era modern seperti sekarang ini kita dituntut untuk terus
mampu mengikuti perkembangan dunia. Perkembangan yang semakin pesat ini terjadi
pada hampir semua dimensi kehidupan. Ilmu pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS)
adalah bagian dari dimensi global yang mengalami perkembangan. Perkembangan
tersebut juga tidak mengenal usia, bahkan kita sangat kesulitan untuk
membedakan kebutuhan dan pola maupun gaya hidup remaja dengan dewasa pada masa
sekarang ini.
Ada sedikit kegelisahan yang muncul dalam diri penulis terhadap
arus percepatan global yang semakin menjadi ini. Kita sebagai kaum muda
generasi penerus perjuangan agama, umat, bangsa dan negara ini seakan masih
terlena dan hanyut dalam uforia kemegahan dan gemerlapnya dunia. Sebagai
generasi muda yang sedang memasuki masa produktif justru terkesan abai dan
acuh. Sebagian orang hanya menganggap bahwa yang perlu dilakukan adalah apa
yang bisa membuatnya bisa hidup tenang dan tanpa tantangan (cari aman). Sebagian
dari yang lain masih terseok-seok menata kehidupan dan berjuang mempertahankan
hidup. Masih terlalu sedikit yang sadar akan tantangan yang sedang dihadapi.
Masih terlalu sedikit mereka yang paham dan peduli masa depan diri sendiri dan
orang lain. Maka dari itu penulis mengajak dalam tulisan ini untuk mencoba
mengulas kembali makna perjuangan dan mengenal visi kehidupan untuk menjawab
percepatan global yang sedang dihadapi.
Hijrah berkemajuan merupakan gagasan yang mencoba diusung dalam
diskusi ini. Sebuah bahasan lama yang sering kita dengar. Kata hijrah ter-ilhami
pada masa Nabi Muhammad yang sampai saat ini sering diartikan berpindah.
Berkemajuan adalah kata populis (populer) yang sering digunakan untuk kalangan
teretentu (akademisi) sebagai arti sebuah perubahan yang lebih baik. Hijrah
berkemajuan harus diimplementasikan pada kehidupan kita khususnya sebagai
generasi muda.
HAKEKAT HIJRAH
Makna sederhana dari hijrah adalah berpindah dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Menurut sejarah
peradab islam, kata hijrah menjadi populer ketika Nabi Muhammad
melakukan perpindahan dari Makkah ke Madinah. Banyak sejarah dan peristiwa yang
telah digoreskan oleh nabi Muhammad saw. Di antara goresan sejarah yang sangat
monumental dalam perjalanan hidup Rasulullah saw adalah peristiwa hijrah
Rasulullah saw dan sahabatnya dari kota Mekkah ke kota Madinah. Dalam peristiwa
tersebut tampak sosok manusia yang begitu kokoh dalam memegang prinsip yang
diyakini, tegar dalam mempertahankan aqidah, dan gigih dalam memperjuangkan
kebenaran. Sehingga sejarah pun dengan bangga menorehkan tinta emasnya untuk
mengenang sejarah tersebut agar dapat dijadikan tolok ukur dalam pembangunan
masyarakat madani dan rabbani, tegak di atas kebaikan, tegas terhadap kekufuran
dan lemah lembut terhadap sesama muslim. Berikut beberapa ayat yang menyebutkan
tentang hijrah.
“Barang siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka
mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak.
Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju),
maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (An-Nisa: 100)
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan
Allah, mereka itu mengharpakn rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang” Qs. Al-Baqarah 2:218).
“Dan orang-orang yang
beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang
memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang mujairin),
mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan
dan rezki (ni’mat) yang mulia. (Qs. Al-An’fal, 8:74)
“Orang-orang yang
beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri
mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang
yang mendapat kemenangan (Qs. At-Taubah, 9:20)
Pada ayat-ayat di atas, terdapat esensi kandungan:
1. Bahwa hijrah harus dilakuakn atas dasar niat karena Allah dan tujuan
mengarah rahamt dan keridhaan Allah.
2. Bahwa orang-oerang beriman yang berhijrah dan berjihad dengan
motivasi karena Allah dan tujuan untuk meraih rahmat dan keridhaan Allah, mereka
itulah adalah mu’min sejati yang akan memperoleh pengampunan Allah,
memperoleh keebrkahan rizki (ni’mat) yang mulai, dan kemenangan di sisi
Allah.
3. Bahwa hijrah dan jihad dapat dilakukan dengan mengorbankan apa yang
kita miliki, termasuk harta benda, bahkan jiwa.
4. Ketiga ayat tersebut menyebut tiga
prinsip hidup, yaitu iman, hijrah dan jihad. Iman bermakna
keyakinan, hijtah bermakna perubahan dan jihad bermakna perjuangan dalam
menegakkan risalah Allah.
Dalam konteks kekinian hijrah dimaknai lebih luas lagi. Hijrah
tidak lagi hanya dimaknai berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Menuntut ilmu, berhenti dari kebiasaan buruk (move on), dan lain sebagainya
adalah bagian dari hijrah yang sering kita lakukan.
HAKEKAT BERKEMAJUAN
Berkemajuan berasal dari kata “maju” yang artinya bergerak kedepan.
Jika diartikan maka berkemajuan memiliki arti suatu tindakan yang mengarah atau
sedang bergerak maju pada titik yang lain. Kata berkemajuan sangat akrab kita
dengar pada perjuangan seorang tokoh KH. Ahmad Dahlan. KH. Ahmad Dahlan adalah
salah satu tokoh yang mempelopori semangat berkemajuan pada bangsa Indonesia
khususnya umat muslim. Dengan bekal ilmu dan pengalaman yang didapat, beliau
mampu membuat visi perubahan dan mampu bergerak membangkitkan semangat umat
islam “waktu itu” sehingga dapat keluar dari kejumudan dan keterbelakangan.
Beliau tidak hanya berhijrah secara pemikiran, tetapi aksi nyata juga
dilakukan. Salah satu wujud dari semangat berkemajuan umat muslim yang lakukan
waktu itu adalah dengan didirikanya lembaga pendidikan yang diadopsi dari
pemerintah kolonialis Belanda dan dimodifikasi menggunakan pendekatan agama.
Selain itu juga ada balai pengobatan dan tempat penampungan anak yati (Panti
Asuhan) yang sebelumnya tidak pernah terfikirkan oleh masyarakat waktu itu.
Tentu tidak mudah melkukannya, banyak tantangan dan hambatan yang dialami.
Tetapi dengan keyakinan dan kesabaran serta keikhlasan, kita sekarang mampu
merasakan hasil dari semangat berkemajuan yang digelorakan saat itu.
Jika dikaitkan dengan masa sekarang, berkemajuan dapat diartikan
sebagai orang yang visionaris atau memiliki visi masa depan yang baik. Mampu
meneropong masa depan dengan bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
dipelajari. Kata hijrah dan berkemajuan adalah dua kata yang saling menguatkan.
Tidak hanya mampu berfikir akan tetapi juga mampu mengimplementasikan pada
kehidupan nyata. Mengikuti perkembangan yang adan dan tidak menutup diri adalah
kunci bagi kita untuk mampu bersaing dimasa sekarang ini.
HIJRAH BERKEMAJUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Dalam perspektif islam, dicontohkan nabi Muhammad yang telah
melakukan hijrah untuk mengembangkan dakwahnya dari Makkah menuju Madinah.
Membawa umat dari jamad jahiliyah menuju jaman keimanan. Mengangkat derajad
kemuliaan wanita yang pada jaman jahiliyah sangat tidak dihargai, dan masih
banyak lagi contoh lainya. Disisi lain juga sudah dicontohkan oleh KH. Ahmad
Dahlan yang membangkitkan semangat berkemajuan umat muslim sehingga bisa kita rasakan
sampai saat ini.
Dari penjelasan diatas, sesungguhnya kita sangat dianjurkan untuk
berhijrah. Contoh sederhananya adalah ketika kita merasa tidak mampu berbuat
atau mengembangkan potensi diri, maka kita harus mencari tempat lain.
Bagiseorang pebisnis jika merasa bisnis disatu tempat tidak menguntungkan atau
justru merugikan, maka dia harus pindah. Ketika kita berada ditempat yang tidak
aman atau rawan onflik, maka demi keamanan kita wajib pindah. Atau misal kita
berada ditempat yang terserang virus/radiasi bahan berbahaya, maka demi alasan
kesehatan kita harus pindah.
HIJRAH BERKEMAJUAN DALAM PERSPEKTIF MAHASISWA
Mahasiswa harus “move on”. Kita sebagai mahasiswa/kaum muda yang
sedang memasuki masa produktif harus semakin sadar dan peka terhadap percepatan
global yang semakin hari semakin bertambah. Mahasiswa yang tugas utamanya
adalah belajar/menuntut ilmu harus memapu mengelola potensi diri, menyerap
informasi, dan tidak menutup diri terhadap arus global. Mahasiswa seharusnya
tidak tekungkung hanya pada persoalan akademik yang hanya beroientasi pada
angka saja. Mahasiswa/kaum muda haris mampu membuat visi kedepan,visi yang
diperoleh dari ilmu dan pengalaman. Berfikir maju dan berdaya saing, sebagai
mahasiswa muslim kita dibekali Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan seni juga
diimbangi dengan Iman dan Taqwa (IMTAQ). Dengan modal IPTEKS dan IMTAQ
mahasiswa mampu membuat hujrah, membuat visi kedepan yang lebih baik dan mampu
mengikuti percepatan global tanpa harus kehilangan norma-norma agama.
Referensi :
Substansi Hijrah dalam
Kehidupan Seorang Muslim : H. Dedih Surana, Drs., M.Ag.
Pendidikan Muhammadiyah Menuju Indonesia Berkemajuan : Azaki
Khoiruddin
Penulis : Wahyu Imam Santoso
Komentar
Posting Komentar