CARA MENDAPATKAN 1000 SUBSCRIBER DAN 4000 JAM TAYANG BUAT PEMULA

Puisi Karawang - Bekasi Memori 5 Tahun Lalu

Kawan, ingatkah kalian dengan puisi ini?
puisi berjudul Karawang - Bekasi Karya Chairil Anwar ini mengingatkan saya 5 tahun lalu tepatnya tahun Agustus 2009. Waktu itu selesai sudah pendidikan saya di SMA Muhammadiyah Kedungtuban Blora, dan sembari menanti kesempatan baik lainya saya mengabdikan diri di SMA tersebut. 
Agustus dimulai, dan banyak agenda menyambut hari kemerdekaan termasuk perlombaan puisi kolosal tingkat Kecamatan. belum pernah dalam sejarah SMA Muhammadiyah Kedungtuban menjadi juara 1, paling banter jadi runner up. Waktu itu saya diminta kepala sekolah untuk menjadi pendamping sekaligus pelatih tim puisi sekolah. Dengan modal pengalaman dan kecintaan saya di dunia seni khususnya puisi akhirnya saya dan tim segera bekerja keras.
Hari yang ditunggu datang dan kami siap tampil. Dengan segala kemampuan kami menunjukkan yang terbaik, hingga pengumuman disampaikan akhirnya tim kami dari SMA Muhammadiyah Kedungtuban dinobatkan menjadi juara 1. Sujud dan ucap syukur kami lakukan sebagai tanda syukur kami. Dan akhirnya setelah sekian lama kami memperoleh juara 1. Meskipun hanya tingkat kecamatan, tapi kami tetap bersyukur atas capaian kami.
Cerita ini saya buat bukan maksud untuk pamer dan sombong, hanya saja ingin berbagi cerita dan mengingat masa indah di SMA Muhammadiyah Kedungtuban tercinta.

 
                     Karawang -  Bekasi


Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

Karya Chairil Anwar
 


Komentar