10 tahun sudah organisasi berbaju merah itu disahkan dan ditetapkan
sebagai salah satu organisasi yang wajib ada di Universitas Muhammadiyah
Semarang. Selama itu pulalah IMM mencoba hidup dan “bertahan” di Unimus. dikatakan
“bertahan” karena sampai usia dasawarsa tahun ini IMM bukan semakin maju dan
berkembang melainkan justru nampak jalan ditempat.
IMM seharusnya menjadi wadah dan arena berfikir dan bertukar
pikiran para itelektual muda justru dijauhi dan diasingkan. IMM belum bisa
memberi warna dan peran yang nyata yang mampu dirasakan oleh mahasiswa.
Konsep dakwah yang ditawarkan tidak menarik dan cenderung monoton.
Nampaknya IMM Unimus masih berkutat pada persoalan elementer. Disibukkan dengan
rutinitas organisasi belaka seperti open reckruitment, musyawarah, pengkaderan,
dan kajian-kajian yang bersifat kaku. Belum ada kegiatan baru yang menarik.
Sejak berdirinya, IMM Unimus terbagi menjadi 4 komisariat yaitu
Komisariat Ar-Razy, Komisariat, Ash Sifa, Komisariat MIPA, Komisariat
Kedokteran. Dan beberapa waktu lalu baru saja diresmikan komisariat baru yaitu
Komisariat Kedokteran Gigi. Dengan beberapa komisariat yang ada tersebut, IMM
Unimus merupakan kekuatan terbesar di IMM tingkat Cabang Kota Semarang.
Dengan modal kekuatan besar itu seharusnya IMM Unimus mampu menjadi
indikator gerakan kemahaiswaan di Kota Semarang. Tapi pada kenyataanya berbeda,
IMM Unimus beum bisa bersuara banyak di kancah kemahasiswaan Kota Semarang. Terbukti
beberapa kali pemilihan ketua cabang IMM Kota Semarang, calon dari IMM Unimus
belum bisa berbuat banyak. Justru sebaliknya, dengan kekuatan besar itu IMM
Unimus menjadi sasaran tembak Komisariat yang lain. Mudah dipecah, mudah diadu,
digerogoti dan akhirnya IMM Unimus hanya jadi pelengkap dan pengekor.
Koordinator Komisariat,
Koordinator komisariat atau sering disebut Korkom adalah badan
bentukan Pimpinan Cabang IMM yang mengkoordinir Komisariat di sebuah perguruan
tinggi. Syarat tebentuknya Korkom minimal ada 2 komisariat di dalam sebuah
Perguruan Tinggi. Fungsi Korkom adalah sebagai penyambung informasi dari Cabang
ke Komisariat dan sebaliknya, serta mengkoordinasikan semua kegiatan komisariat
yang ada di Perguruan Tinggi tersebut. Sementara ini di ranah IMM Kota Semarang
hanya ada 1 Korkom yaitu Korkom Unimus.
Dengan adanya Korkom, seharusnya langkah gerak IMM di Unimus
semakin baik dan tertata. Namun kenyataan yang dirasakan langkah gerak
komisariat seakan terkebiri. Komisariat yang seharusnya bisa bergerak bebas
mengeksplorasikan diri menunjukkan keunggulan masing-masing merasa justru
merasa terkekang. Korkom merasa mempunyai hak dan otoritas terhadap kebebasan
komsariat. Tidak jarang kegiatan komisariat “bentrok” dengan kegiatan korkom
sehingga komisariat harus mengubah alur dan menyesuaikan.
Korkom seharusnya bisa berfikir lebih luas. Berfikir bagaimana
dakwah IMM bisa memasyarakat di lingkungan mahasiswa. Bukan justru membuat
agenda-agenda kegiatan yang seharusnya menjadi lahan garap komisariat. Banyak yang
bisa dilakukan seperti melebarkan dakwah IMM tidak hanya di lingkup Unimus saja.
Bekerjasama dengan kelompok-kelompok mahasiswa muslim yang ada di perguruan
tinggi di sekitar unimus untuk melakukan kajian-kajian, diskusi bersama dan
akhirnya mencoba merintis komisariat di beberapa kampus tersebut.
Banyak yang masih bisa dilakukan IMM Unimus, tapi semua tergantung
niat dan kesungguhan!.
Penulis : Wahyu Imam Santoso
korkom memang dewasa ini tidak terlalu proletar dengan komsat, dan cenderung merasa "sok dewasa dan sudah cukup mampu untuk menaungi komsat" padahal hanya bermodalkan wacana, untuk masalah pengelolaan, kecerdasan emosional, jelas sangat kurang,. makanya banyak sekali gejolak internal ditubuh Korkom, maupun boikot dari komisariat. semoga korkom sadar diri :)
BalasHapusanonim: menunggu kesadaran kah??? mau sampai kapan menunggu??
BalasHapusmaka dari itu, ayo buktikan bahwa anda bagian dari mahasiswa unimus, berhak juga untuk memajukan imm supaya apa yang anda tuliskan tidak kenyataan benar adanya.
BalasHapus