Sembarang
Sebuah kata
aneh, nyentrik, enggak bermutu dan sering didengar
Hati ini
tergelitik
Entah kenapa
seolah-olah menjadi kosa kata baru dan populer
24 hari
berlalu
Tak seharipun
luput dari kata
Sembarang
Pagi-pagi
kala subuh, ku dengar kata
Sembarang
Waktu sarapan
tiba, ku dengar kata
Sembarang
Saat memulai
aktivitas KKN, ku dengar kata
Sembarang
Saat lewat
sekerumunan anak-anak mungil yang
mengucap salam dengan polos
Dengan berbisik
ku dengar kata
Sembarang
Makan siang
sudah siap dan aku megajak “ayuk makan dulu”
Terdengar juga
kata
Sembarang
Lain hari aku
menawari kacang buatanku dan aku bertanya
“pimen
rasane?”
Sembarang lagi
yang ku dengar
Sampai akhirnya
ku dengar
“Rasanya G’
Sembarangan”
Banyolan konyol
itupun melekat pada label kacang yang dibuat dengan
Sembarangan
Aduhhh
24 hari penuh
sembarang
Aku jadi berfikir
Sungguh, kata
ini bukanlah sembarang kata
Dan bukan pula
kata yang sembarangan
Sampai puisi
sembarangan ini dibaca
Sambil nyengir
mengejek kalian berkata
Sembarang
*puisi sembarang diddikasikan untuk master sembarang (Teguh Prasetyo Jati) dan 17 kawan pendekar di perbatasan
SEMBARANG
BalasHapus