
Bermodal Allah masih kalah dari
pada bermodal usaha?
Apa yang sebenarnya kawan
pikirkan seandainya terlintas kalmat diatas?
Mengecam kafir?, tak ber Tuhan?, radikal?,
liberal?, atau apa saja yang mungkin anda pikirkan.
Hemmmmm jangan langsung berpikir
negatif dulu deh. Bisa jadi kalimat itu telontar karena ketidak sengajaan saja,
atau mungkin karena ada peristiwa aneh, lucu dan menarik yang melatar belakanginya.
Teringat cerita singkat selepas
jamaah Jum’at tadi siang. Seorang kawan berkisah tentang percakapan calon
pimpinan di sebuah organisasi yang katanya organisasi “islam”. Ketika dua calon
ketua sama-sama ditanya modal apa yang membuat mereka berani mencalonkan diri
menjadi ketua organisasi itu keduapun menjawab. Katakanlah calon pertama
bernama Ratno, dia menjawab “saya berani mencalokan diri karena punya Allah dan
usaha”. Wah cukup hebat juga jawaban si calon pertama. Tak lama kemudian calon
kedua katakanlah namanya Parno, dia menjawab “saya hanya punya usaha untuk berani
jadi ketua”. Wah wah ini lebih hebat lagi sepertinya.
Setelah penyampaian tanya jawab
selesai beberapa waktu kemudian dilakukan pemilihan secara terbuka. Dan ternyata
Parno memperolehsuara terbanyak dan dinobatka sebagai ketu organisasi tersebut.
Wah wahh, hebat betul. Bermodal Allah ternyata belum bisa mengungguli yang
bermodal “usaha”. Sabar ya mas Ratno, tidak jadi ketua bukan berarti berhenti
berjihat.
Catatan: cerita di atas hanyalah
fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, suasana dan kejadian bukan merupakan
kesengajaan dan harap dimaklumi.
@wahyu_imam
Komentar
Posting Komentar