Seumur hidup paling takut kalau harus
berurusan dengan jarum suntik
Jangankan disuntik kalau sakit, diinfus aja
itu karena kepakasa.
Pagi ini senin,
1 Juli 2013 di Gedung Rektorat UNIMUS L.q diselenggarakan aksi donor darah
dalam rangkan milad Menwa UNIMUS. Mendengar berita itu ada kawan saya “Fina”
bersemangat untuk ikut donor. Sedangkan aku mendengar kata donor saja merinding
(-_-). Aku dan Fina sama-sama berangkat
ke Rektorat dengan tujuan yang berbeda. Aku masuk ruang BAAK dan Fina mendaftar
untuk donor. Malu juga rasanya dengan kawan-kawan yang semangat mendonor tanpa
rasa takut “sakit”.
Nggak lama
ternyata Fina selesai, ternyata dia nggak jadi donor karena HBnya g cukup buat
donor. Akhirnya kita pulang bareng. Tak lama ada kawan yang sms, Fia namanya.
Dia bilang mau donor dan tanya aku sudah donor apa belum. Dengan perasaan malu
aku bilang belum dan nggak berani sama jarum suntik. Tapi dismsin terus supaya
aku datang. Setelah tak piker-pikir kenapa aku harus takut dengan jarum suntik,
apalagi ini untuk niatan yang baik. Akhirnya dengan agak ragu-ragu aku
berangkat lagi ke Rektorat.
Lima menit
kemudian aku sampai Rektorat, ternyata Fia masih nunggu aku dan dia juga belum
daftar. Dengan ragu dan jantung berdetak kencang akhirnya aku daftar. Kemudian
sebelum diperiksa HB ku petugasnya bertanya dan terjadi dialog singkat
Petugas : “siang
mas, pertama kali donor? anda mengkonsumsi obat dalam 3 hari terakhir?”
aku :
“tidak”,
petugas : “anda
puasa?”
aku : “iya”,
petugas : “sahur
tidak?”
aku : “tidak”
petugas : “waduh
mas maaf, saya sarankan jangan dulu. Apa lagi ini kali pertama anda donor,
puasa dan tidak sahur juga, saya takut terjadi apa-apa. Sekali lagi maaf”
tak tahu apa
yang ada dipikirankau, yang jelas rasa dedegan itu langsung hilang dan sambil
menahan senyum aku meninggalkan petugas itu. Dalam hati aku ucap
Alhamdulillah, hehehe :-D
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus