UNIMUS beli mobil baru, mahasiswa bertahan dengan bus warisan

          Nampak ada mobil baru berwarna hitam. Mobil siapakah itu? Pertanyaan yang muncul berikutnya. Dari keterangan berbagai sumber menyatakan bahwa itu adalah mobil baru yang dibeli unimus. Yang pasti bukan untuk mahasiswa, melainkan untuk operasional para pimpinan. Wah, makin banyak nih mobil unimus. Apa mobil yang selama ini anyak terparkir di unimus itu masih kurang?. Coba bandingkan dengan fasilitas yang diterima mahasiswa “bus”. Dengan jumlah mahasiswa sekitar 3000 orang mahasiswa dan begitu banyaknya organisasi kemahasiswaan yang memiliki kegiatan, unimus hanya menyediakan dua bus warisan “Akademi Keperawatan Muhammadiyah” dengan segala bentuk dan modelnya. Dua bus bersejarah yang masih dipertahankan itu harus melayani seabrek kegiatan mahasiswa yang intensitas waktunya tidak berselang lama. Alhasil kondusi bus pun tidak senyaman yang diharapkan mahasiswa. Pemakaian bus sering bentrok dan harus ada yang mengalah dan terpaksa menyewa bus dari luar. Itu berarti menambah biaya pengeluaran yang tidak dianggarkan sebelumnya. Dan yang lebih memprihatinkan lagi adalah bus sering mogok saat digunakan untuk pengantaran maupun penjemputan mahasiswa. Terkadang sebagai mahasiswa malu ketika merasakan hal tersebut, apalagi jika melihat perguruan tinggi lain yang setiap kegiatan diantar dengan bus yang mewah dan nyaman. Mahasiswa sudah sering mengeluhkan dan melaporkan hal tersebut kepada pihak pimpinan universitas. Tapi, janji tinggallah janji. Sampai sekarang janji akan adanya pengadaan bus baru belum juga Nampak akan terealisasi.

       Bukannya mahasiswa tidak bersyukur dengan fasilitas yang ada, tapi mahasiswa sudah cukup merasakan tidak enaknya ketika kegiatan harus berebut bus “warisan” itu. Jika pembelian mobil baru itu memang untuk pimpinan universitas, lalu kapan mahasiswa mendapatkan fasilitas kendaraan yang lebih layak? Sampai kapan mahasiswa harus menunggu?