CARA MENDAPATKAN 1000 SUBSCRIBER DAN 4000 JAM TAYANG BUAT PEMULA

Tidak ada kata terlambat untuk kesehatan

jangan terlambat
Jangan Terlambat!

        Negera di mana rokok dengan segala macam dan bentuknya tersebar bebas untuk para penggila rokok. Merokok seolah sudah menjadi gaya hidup. Merokok sekarang ini tidak identik dengan orang tua, akan tetapi para remaja dan bahkan sebagian wanita sudah mengkonsumsi rokok. Merokok dikalangan remaja lebih dikarenakan rasa ingin coba-coba dan sebagai syarat masuk suatu kelompok remaja “Gank” red. Meskipun sudah ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di tempat-tempat umum, nampaknya bukan menjadi penghalang bagi para perokok. Jangankan di tempat-tempat umum, di kantor-kantor pemerintahan yang seharusnya menjadi contoh dan penegak justru masih banyak asap rokok mengepul, di sekolahan para guru melarang siswanya untuk tidak merokok tapi guru itu sendiri dengan santai merokok di lingkungan sekolah, di Rumah Sakit yang justru harus bebas dari asap rokok tapi satpam dan sebagian petugas kesehatan masih merokok, dan masih banyak contoh yang lainya.

        Pada tanggal 1 Maret 2012 kemarin PT KAI menetapkan bahwa disetiap perjalanan kereta api adalah bebas asap rokok. Itu artinya tidak hanya kereta ber AC saja, tetapi kereta ekonomi pun harus bebas asap rokok. Pastilah itu untuk manfaat yang baik. Sosialisasipun gencar dilaksanakan. Mulai dari pemasangan stiker di setiap sudut gerbong sampai berita di media masa. Peraturan itu nampak efektif untuk beberapa hari. Tak tampak pedagang asongan yang mejajakan rokok dan bahkan kondektur menegur penumpang yang sedang merokok (pengalaman penulis naik kereta tanggal 5 Maret 2012). Dalam hati saya senang dan berdo’a semoga kondisi ini akan bertahan.

       Tanngal 8 Maret 2012, saya kembali naik kereta ekonomi untuk kembali ke perantaun. Begitu masuk dalam gerbong, saya mencoba mengamati para penumpang yang saya temui apakan ada yang merokok atau tidak. Awalnya tak Nampak satupun orang yang saya temui merokok. Tatapi beberapa saat kemudian lewat pedagang asongan sedang menjajakan rokok. Seperti mendapat komando, asap rokokpun mulai mengepul dari berbagai sudut. Dada terasa sesak, mata mulai pedas tapi tak dapat berbuat banyak. Hanya bisa menutup hidung sembari berdo’a semoga penderitaan ini cepat berlalu.

      Kondisi seakan berpihak kepada para perokok. Semakin lama justru semakin banyak yang merokok dengan tenang tanpa rasa bersalah. Meskipun hampir setiap sudut gerbong kereta terdapat stiker “Dilarang Merokok”. Saat kondektur menghampiri saya untuk memeriksa karcis, saya mencoba berdoalog tentang peraturan itu. Ketika saya bertanya “kenapa masih ada penjual rokok, pak?” dengan wajah sederhana beliau menjawab “saya tidak bisa melarang, saya tidak sanggup melarang” dengan alasan kondisi ekonomi beliau menjelaskan dengan pasrah. “di pusat pun masih susah untuk menegakkan ini” sambil lalu beliau menambahkan.

        Memang sulit untuk mengarahkan seorang perokok untuk berhenti merokok. Meskipun berbagai cara penyuluhan tentang bahaya dan dampak rokok dilakukan mulai dari aspek kesehatan, perekonomian bahkan dengan sentuhan agamapun masih sulit untuk membendung peredaran rokok. Fatwa-fatwa tetang larangan merokok juga belum mempan. Kebanyakan dari mereka masih menganggap bahwa tidak ada larangan merokok dalam agama. Sulit berhenti merokok tidak serta merta karena keinginan untuk terus merokok. Tetapi lebih dikarenakan efek dopamin atau kecanduan yang disebabkan oleh nikotin yang terkandung dalam setiap batang rokok.

        Meskipun demikian kita tidak boleh memberikan pernyataan bahwa semua perokok itu angkuh, egois, tidak mempedulikan efek kepada orang lain, boros dan lain-lain. Dari sekian banyak perokok, masih ada beberapa diantara mereka yang sadar akan bahaya merokok bagi diri sendiri dan orang lain. Banyak diantara mereka yang berkeinginan untuk berhenti merokok. Walaupun masih sulit, paling tidak sudah ada keinginan dan niat mereka untuk berhenti merokok. Merekalah yang seharusnya kita beri perhatian dan pendampingan agar keinginan mengurangi rokok bahkan berhenti merokok benar-benar bisa terlaksana. Mari kita mulai dari orang terdekat kita. Tidak ada kata terlambat untuk sebuah kesehatan.

Komentar

  1. Saya perokok dan tidak merasa kedcanduan tu...biasa-biasa aja tidak seheboh yang diberitakan, teman2 perokok juga tidak egois kok, swear, mereka berbagi, share, share rokok, kopi, share ilmu, juga tetap menjaga etika, tidak merokok dekat anak-anak dan wanita, jadi tidak semua perokok itu egois, sebagaimana tidak semua non-smoker itu peduli.

    BalasHapus
  2. syukurlah bila demikian,

    tapi akan lebih baik lagi jika anda tidak merokok demi kesehatan anda.

    seperti sudah diketahui banyak orang, bahwa dampak bahaya rokok tidak seketika dapat dilihat.

    sekali lagi terma kasih

    BalasHapus

Posting Komentar