foto : lyanda.com
oleh : Wahyu Imam Santoso
Organisasi tidak
hadir dari ketidak sengajaan, juga bukan tanpa sebuah alasan dan tujuan. Organisasi adalah sebuah keharusan yang menjadi bagian dari kehidupan manusia. Organisasi
tidak sebatas sebagai wadah berkumpulnya banyak orang, tetapi juga wahana untuk
menggapai suatu tujuan bersama. Terdapat berbagai macam dan jenis organisasi
yang kita ketahui misalnya organisasi sosial, organisasi profit (perusahaan) dan lain sebagainya.
Didalam sebuah
organisasi pasti terdiri dari berbagai macam karakter dan latar belakang
anggotanya. Oleh sebab itu perlu
adanya seorang pemimpin yang mampu mengakomodir semua
itu. Pemimpin adalah seorang
sosok yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang mampu menjadi teladan, penyemangat
dan pendorong dalam sebuah organisasi. Hal tersebut juga berlaku pada
organisasi profit atau sebuah perusahaan yang juga terdiri dari berbagai
karakter dan latar belakang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu
kemajuan sebuah perusahaan. Disitulah peran pemimpin dituntun dapat
mengakomodir keanekaragaman tersebut.
Didalam makalah
ini, penulis akan mencoba menjelaskan tentang peran dan metode pemimpin sebuah
perusahaan dalam meningkatkan semangat kerja para karyawanya. Pembahasan kepemimpinan dalam makalah ini berfokus pada
persoalan kinerja karyawan di dalam sebuah perusahaan. Kinerja karyawan juga
sangat dipengaruhi oleh bagaimana pemimpinnya bersikap dan bertindak. Oleh
sebab itu penulis menganggap bahwa pembahasan ini sangat penting untuk menjadi
bahan kajian bersama mengenai manajemen karyawan di sebuah perusahaan.
Apakah semangat kerja karyawan
dapat ditingkatkan dengan pendekatan pemimpin dan pemberian pengahargaan
Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi
sekelompok individu dalam mencapai tujuan tertentu. Efektif tidaknya organisasi
tergantung kepada sinergi atau kerja berdasarkan usaha bersama. Robbins
(1998:22) menyatakan terdapat 4 (empat) outcome dari perilaku anggota
organisasi yang utama bagi efektivitas organisasi, yaitu produktivitas,
kemangkiran, turnover, dan kepuasan kerja. Keempat outcome tersebut
dapat ditelaah baik pada unit analisis individual, kelompok, maupun organisasi.
Pada level individual, faktor-faktor yang mempengaruhi outcome sepenuhnya
bersumberdari karakteristik internal anggota, meliputi karakteristik demografis,
ciri kepribadian, nilai dan sikap pribadi, motivasi serta kemampuan (ability)
dasar yang dimiliki pegawai.
Steers (1995:142) mendefinisikan
komitmen sebagai sifat hubungan dengan organisasi. Seseorang mempunyai komitmen
yang tinggi pada organisasi jika memperlihatkan: Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi
anggota organisasi yang bersangkutan, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin
demi kepentingan organisasi, kepercayaan
terhadap penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi
Robbins (1998:140). Usaha membangun komitmen digambarkan sebagai usaha untuk
menjalin hubungan jangka panjang. Pegawai yang mempunyai komitmen terhadap
organisasi kemungkinan tetap bertahan dibandingkan dengan pegawai yang tidak
komitmen.
Selain beberapa teori diatas,
ada beberapa hal penting juga yang perlu dikaji secara terpisah dan spesifik
yaitu semangat kerja, kepemimpinan, dan penghargaan (reward).
Semangat
kerja
Semangat dalam bekerja adalah
bagian terpenting dalam sebuah perusahaan dan berpengaruh besar terhadap
keberlangsungan perusahaan. Semangat kerja seorang
karyawan sebuah perusahaan dipengaruhi oleh banyak factor. Salah satu factor tersebut
adalah sosok seorang pemimpin yang mempunyai wewenang untuk mengatur dan
mengelola. Jika pemimpin mampu menempatkan dirinya dengan baik dan mampu
mengakomodir semua karyawan serta dapat menghargai pekerjaan mereka, maka
kekompakan dan semangat kerja akan terbangun.
Begitupun sebaliknya, jika pemimin tidak mampu menempatkan diri dengan baik
maka semangat kerja karyawan akan menurun dan akan berpengaruh terhadap
kapasitas dan kwalitas produksi.
Pendekatan
Kepemimpinan
Mempimpin sebuah organisasi tidaklah
mudah, apalagi organisasi dalam sebuah perusahaan. Berbagai macam latar
belakang anggota atau pengurus tidak bisa disamakan akan tetapi harus
diakomodir sedemikian rupa aga tidak ada yang merasa lebih unggul dan merasa tidak penting.
Saskhin and Morris (1984:272) menyatakan bahwa perilaku organisasi menyarikan
tiga pendekatan studi kepemimpinan, yaitu sifat (trait), perilaku (behavior),
dan kontingensi (contingency). Hughes, et al. (2002:7) menegaskan
bahwa kepemimpinan bukanlah suatu posisi tertentu, melainkan suatu proses
kompleks yang melibatkan interaksi antara pemimpin, lingkungan eksternal, dan
bawahan.
Berdasarkan pandangan ini, kepemimpinan
didefinisikan sebagai proses mempengaruhi kelompok terorganisasi yang
mengarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Beberapa studi empiris
pada organisasi bisnis dan nonbisnis menemukan bahwa efektivitas kepemimpinan
berdampak positif terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi. Nowack (2004)
menyimpulkan bahwa pegawai yang menilai atasannya memiliki praktik kepemimpinan
buruk (poor) menyebabkan pegawai memiliki kecenderungan lebih tinggi
untuk keluar dari organisasi, kepuasan kerja rendah, dan stres kerja tinggi.
Hasil studi ini mendukung hipotesis bahwa efektifitas kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja, stres, dan komitmen organisasi.
Semua anggota dalam tim kerja
difungsikan sesuai dengan job description
masing-masing. Dan masing-masing anggota bertanggung jawab penuh terhadap bidang
masing-masing. Karena setiap bagian akan berpengaruh terhadap bagian yang lain,
maka tanggungjawab merupakan hal yang utama dalam bekerja. Dalam hal ini
pemimpin harus memposisikan bahwa setiap individu adalah penting keberadaanya,
menghargai setiap uasaha dalam pekerjaan mereka sehingga tidak ada yang merasa
direndahkan dan dirasa tidak penting yang justru akan membuat kesenjangan dan
ketimpangan dalam bekerja.
Reward (Penghargaan)
Seperti dikutip dari
Wikipedia.org, Penghargaan atau reward ialah sesuatu yang diberikan pada perorangan
atau kelompok jika mereka melakukan suatu keulungan di bidang tertentu.
Penghargaan biasanya diberikan dalam bentuk medali,
piala,
gelar,
sertifikat,
plaket
atau pita.
Suatu penghargaan kadang-kadang disertai dengan pemberian hadiah
berupa uang
seperti Hadiah
Nobel untuk kontribusi terhadap
masyarakat, dan Hadiah
Pulitzer untuk penghargaan bidang
literatur. Penghargaan bisa juga diberikan oleh masyarakat karena pencapaian
seseorang tanpa hadiah apa-apa.
Dalam sebuah perusahaan perlu
juga diterapkan pemberian hadiah sebagai penghargaan kepada karyawan atas
prestasi kerja yang diperolehnya. Penghargaan tersebut dapat berupa bonus,
tiket liburan keluarga, atau promosi kenaikan jabatan. Pemberian penghargaan
tidak hanya bertujuan untuk menghargai kinerja karyawan, tetapi juga untuk
mengikat karyawan tersebut agar tidak tergoda dengan tawaran dari luar yang
akan membuatnya keluar dari perusahaan tersebut. Disadari atau tidak, jika
seseorang mempunyai prestasi yang bagus dalam melaksanakan tugasnya pasti
banyak pihak lain baik didalam maupun dari luar yang menginginkan jasanya.
Selain itu juga bertujuan untuk memberikan pengakuan terhadap kemampuan
seseorang dalam bidang tertentu, karena penulis berkeyakinan bahwa seseorang
butuh pengakuan dalam bidang tertentu.
KESIMPULAN
Dari
penjelasan dan kajian dari beberapa teori diatas, penulis akhirnya menyimpulkan
bahwa semangat kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh upaya pendekatan
pemimpin/pimpinan baik secara individu maupun kelembagaan. Pemberian sebuah
penghargaan dari pimpinan terhadap karyawan atas hasil kerja yang bagus akan
berdampak positif terhadap semangat kerja karyawan. Setiap karyawan harus
dianggap penting dalam setiap tingkatan kerja, sehingga berdampak juga pada
pengelolaan perusahaan.
PUSTAKA
Hughes,
R.L., Ginnett, R.C., & Curphy G.J. (2002). Leadership: Enhancing the
lesson of experience. New Jersey: Prentice-Hall.
Nowack,
K. (2004). Does leadership practices affect a psychologically healthy
workplace. Working Paper. Consulting Tools Inc.
Robbins,
S.P. (1998). Organizational Behavior. Sixth Edition. New Jersey:
Prentice Hall.
Robbins,
S.P. (2001). Perilaku organisasi: Konsep, kontroversi, dan aplikasi.
Jilid 1. Edisi Delapan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo
(Pearson Asia Education, Pte., Ltd.).
Steers,
R.A. (1995). Organization effectiveness: A behavior view (2nd ed.).
Jakarta: Penerbit Airlangga.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penghargaan
Komentar
Posting Komentar