CARA MENDAPATKAN 1000 SUBSCRIBER DAN 4000 JAM TAYANG BUAT PEMULA

Pemberian Reward Meningkatkan Kinerja

     foto : lyanda.com

oleh : Wahyu Imam Santoso

Organisasi tidak hadir dari ketidak sengajaan, juga bukan tanpa sebuah alasan dan tujuan. Organisasi adalah sebuah keharusan yang menjadi bagian dari kehidupan manusia. Organisasi tidak sebatas sebagai wadah berkumpulnya banyak orang, tetapi juga wahana untuk menggapai suatu tujuan bersama. Terdapat berbagai macam dan jenis organisasi yang kita ketahui misalnya organisasi sosial, organisasi profit (perusahaan) dan lain sebagainya.

Didalam sebuah organisasi pasti terdiri dari berbagai macam karakter dan latar belakang anggotanya. Oleh sebab itu perlu adanya seorang pemimpin yang mampu mengakomodir semua itu. Pemimpin adalah seorang sosok yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang mampu menjadi teladan, penyemangat dan pendorong dalam sebuah organisasi. Hal tersebut juga berlaku pada organisasi profit atau sebuah perusahaan yang juga terdiri dari berbagai karakter dan latar belakang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu kemajuan sebuah perusahaan. Disitulah peran pemimpin dituntun dapat mengakomodir keanekaragaman tersebut.

Didalam makalah ini, penulis akan mencoba menjelaskan tentang peran dan metode pemimpin sebuah perusahaan dalam meningkatkan semangat kerja para karyawanya. Pembahasan kepemimpinan dalam makalah ini berfokus pada persoalan kinerja karyawan di dalam sebuah perusahaan. Kinerja karyawan juga sangat dipengaruhi oleh bagaimana pemimpinnya bersikap dan bertindak. Oleh sebab itu penulis menganggap bahwa pembahasan ini sangat penting untuk menjadi bahan kajian bersama mengenai manajemen karyawan di sebuah perusahaan.

Apakah semangat kerja karyawan dapat ditingkatkan dengan pendekatan  pemimpin dan pemberian pengahargaan

Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekelompok individu dalam mencapai tujuan tertentu. Efektif tidaknya organisasi tergantung kepada sinergi atau kerja berdasarkan usaha bersama. Robbins (1998:22) menyatakan terdapat 4 (empat) outcome dari perilaku anggota organisasi yang utama bagi efektivitas organisasi, yaitu produktivitas, kemangkiran, turnover, dan kepuasan kerja. Keempat outcome tersebut dapat ditelaah baik pada unit analisis individual, kelompok, maupun organisasi. Pada level individual, faktor-faktor yang mempengaruhi outcome sepenuhnya bersumberdari karakteristik internal anggota, meliputi karakteristik demografis, ciri kepribadian, nilai dan sikap pribadi, motivasi serta kemampuan (ability) dasar yang dimiliki pegawai.

Steers (1995:142) mendefinisikan komitmen sebagai sifat hubungan dengan organisasi. Seseorang mempunyai komitmen yang tinggi pada organisasi jika memperlihatkan: Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, kepercayaan terhadap penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi Robbins (1998:140). Usaha membangun komitmen digambarkan sebagai usaha untuk menjalin hubungan jangka panjang. Pegawai yang mempunyai komitmen terhadap organisasi kemungkinan tetap bertahan dibandingkan dengan pegawai yang tidak komitmen.

Selain beberapa teori diatas, ada beberapa hal penting juga yang perlu dikaji secara terpisah dan spesifik yaitu semangat kerja, kepemimpinan, dan penghargaan (reward).

Semangat kerja
Semangat dalam bekerja adalah bagian terpenting dalam sebuah perusahaan dan berpengaruh besar terhadap keberlangsungan perusahaan. Semangat kerja seorang karyawan sebuah perusahaan dipengaruhi oleh banyak factor. Salah satu factor tersebut adalah sosok seorang pemimpin yang mempunyai wewenang untuk mengatur dan mengelola. Jika pemimpin mampu menempatkan dirinya dengan baik dan mampu mengakomodir semua karyawan serta dapat menghargai pekerjaan mereka, maka kekompakan dan semangat kerja akan terbangun. Begitupun sebaliknya, jika pemimin tidak mampu menempatkan diri dengan baik maka semangat kerja karyawan akan menurun dan akan berpengaruh terhadap kapasitas dan kwalitas produksi.

Pendekatan Kepemimpinan
Mempimpin sebuah organisasi tidaklah mudah, apalagi organisasi dalam sebuah perusahaan. Berbagai macam latar belakang anggota atau pengurus tidak bisa disamakan akan tetapi harus diakomodir sedemikian rupa aga tidak ada yang merasa lebih unggul dan merasa tidak penting. Saskhin and Morris (1984:272) menyatakan bahwa perilaku organisasi menyarikan tiga pendekatan studi kepemimpinan, yaitu sifat (trait), perilaku (behavior), dan kontingensi (contingency). Hughes, et al. (2002:7) menegaskan bahwa kepemimpinan bukanlah suatu posisi tertentu, melainkan suatu proses kompleks yang melibatkan interaksi antara pemimpin, lingkungan eksternal, dan bawahan.

Berdasarkan pandangan ini, kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mempengaruhi kelompok terorganisasi yang mengarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Beberapa studi empiris pada organisasi bisnis dan nonbisnis menemukan bahwa efektivitas kepemimpinan berdampak positif terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi. Nowack (2004) menyimpulkan bahwa pegawai yang menilai atasannya memiliki praktik kepemimpinan buruk (poor) menyebabkan pegawai memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk keluar dari organisasi, kepuasan kerja rendah, dan stres kerja tinggi. Hasil studi ini mendukung hipotesis bahwa efektifitas kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, stres, dan komitmen organisasi.
Semua anggota dalam tim kerja difungsikan sesuai dengan job description masing-masing. Dan masing-masing anggota bertanggung jawab penuh terhadap bidang masing-masing. Karena setiap bagian akan berpengaruh terhadap bagian yang lain, maka tanggungjawab merupakan hal yang utama dalam bekerja. Dalam hal ini pemimpin harus memposisikan bahwa setiap individu adalah penting keberadaanya, menghargai setiap uasaha dalam pekerjaan mereka sehingga tidak ada yang merasa direndahkan dan dirasa tidak penting yang justru akan membuat kesenjangan dan ketimpangan dalam bekerja.

Reward (Penghargaan)
Seperti dikutip dari Wikipedia.org, Penghargaan atau reward  ialah sesuatu yang diberikan pada perorangan atau kelompok jika mereka melakukan suatu keulungan di bidang tertentu. Penghargaan biasanya diberikan dalam bentuk medali, piala, gelar, sertifikat, plaket atau pita. Suatu penghargaan kadang-kadang disertai dengan pemberian hadiah berupa uang seperti Hadiah Nobel untuk kontribusi terhadap masyarakat, dan Hadiah Pulitzer untuk penghargaan bidang literatur. Penghargaan bisa juga diberikan oleh masyarakat karena pencapaian seseorang tanpa hadiah apa-apa.

Dalam sebuah perusahaan perlu juga diterapkan pemberian hadiah sebagai penghargaan kepada karyawan atas prestasi kerja yang diperolehnya. Penghargaan tersebut dapat berupa bonus, tiket liburan keluarga, atau promosi kenaikan jabatan. Pemberian penghargaan tidak hanya bertujuan untuk menghargai kinerja karyawan, tetapi juga untuk mengikat karyawan tersebut agar tidak tergoda dengan tawaran dari luar yang akan membuatnya keluar dari perusahaan tersebut. Disadari atau tidak, jika seseorang mempunyai prestasi yang bagus dalam melaksanakan tugasnya pasti banyak pihak lain baik didalam maupun dari luar yang menginginkan jasanya. Selain itu juga bertujuan untuk memberikan pengakuan terhadap kemampuan seseorang dalam bidang tertentu, karena penulis berkeyakinan bahwa seseorang butuh pengakuan dalam bidang tertentu.

KESIMPULAN
Dari penjelasan dan kajian dari beberapa teori diatas, penulis akhirnya menyimpulkan bahwa semangat kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh upaya pendekatan pemimpin/pimpinan baik secara individu maupun kelembagaan. Pemberian sebuah penghargaan dari pimpinan terhadap karyawan atas hasil kerja yang bagus akan berdampak positif terhadap semangat kerja karyawan. Setiap karyawan harus dianggap penting dalam setiap tingkatan kerja, sehingga berdampak juga pada pengelolaan perusahaan.

PUSTAKA
Hughes, R.L., Ginnett, R.C., & Curphy G.J. (2002). Leadership: Enhancing the lesson of experience. New Jersey: Prentice-Hall.

Nowack, K. (2004). Does leadership practices affect a psychologically healthy workplace. Working Paper. Consulting Tools Inc.

Robbins, S.P. (1998). Organizational Behavior. Sixth Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Robbins, S.P. (2001). Perilaku organisasi: Konsep, kontroversi, dan aplikasi. Jilid 1. Edisi Delapan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo (Pearson Asia Education, Pte., Ltd.).

Steers, R.A. (1995). Organization effectiveness: A behavior view (2nd ed.). Jakarta: Penerbit Airlangga.

https://id.wikipedia.org/wiki/Penghargaan

Komentar