Kali ini ingin berbagi hasil diskusi dengan teman sekelas di Magri Undip. Tema diskusinya adalah organisasi, dan pokok pembahasanya adalah Sistem Organisasi. Artikel ini pernah saya sampaikan pada acara Darul Arqom Dasar (DAD) IMM di UNIMUS. Selamat membaca, semga bermanfaat.
A.
Pendahuluan
Organisasi merupakan suatu kerangka hubungan yang
berstruktur di dalamnya dan berisi wewenang, tanggungjawab dan pembagian tugas
untuk menjalankan sesuatu fungsi tertentu. Sedangkan sistem adalah sejumlah
satuan yang berhubungan antarsatu dengan lainnya sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu kesatuan yang biasanya berusaha mencapai tujuan tententu.
Sesuatu diakatakan sebagai sistem jika terjadi hubungan atau interrelasi dan
interdepensi baik internal maupun eksternal antar subsistem. Jadi organisasi
adalah bentuk suatu sistem yng di dalamnya mempunyai struktur yang berbeda
antar satu organisasi dengan yang lainnya.
Dipandang
sebagai sebuah sistem, suatu organisasi merupakan suatu sistem yang didalamnya
terdapat sub sistem, dimana sub sistem ini juga memiliki sub sub sistem, dan
seterusnya. Sebagai sebuah sistem, untuk dapat berfungsi dengan baik maka
setiap bagian dari sistem didalam tubuh organisasi ini harus dikoordinasikan
dengan baik sehingga tercipta suatu keteraturan. Untuk dapat mengkoordinasikan
setiap bagian dari sistem ini maka diperlukan suatu penghubung, batasan, atau
jalur yang memungkinkan setiap bagian dari sistem tersebut bekerja atau
berfungsi sesuai sesuai kebutuhan dan tujuannya.
B.
Definisi Struktur
Organisasi
Struktur organisasi merupakan
susunan dan hubungan antara setiap bagian maupun posisi yang terdapat pada
sebuah organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas pemisahan
kegiatan dari pekerjaan antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya dan juga
bagaimana hubungan antara aktivitas dan fungsi dibatasi. Di dalam struktur
organisasi yang baik harus dapat menjelaskan hubungan antara wewenang siapa
melapor atau bertanggung jawab kepada siapa, jadi terdapat suatu
pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan.
C.
Dasar-dasar
Struktur Organisasi
1.
Spesialisasi Kerja
Hakikat spesialisasi kerja adalah bahwa daripada dilakukan
oleh satu individu, lebih baik seluruh pekerjaan itu dipilah-pilah menjadi
sejumlah langkah, dengan setiap langkah diselesaikan oleh individu yang
berlainan. Pada intinya spesialisasi kerja adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi bagi
kedalam beberapa pekerjaan tersendiri.
2.
Departementalisasi
Departementalisasi merupakan dasar yang dipakai
dalam pengelompokan pekerjaan. Departementalisasi dikelompokkan menjadi lima
tipe, yaitu:
a.
Functional : pengelompokkan
pekerjaan berdasarkan fungsi yang dilakukan.
b.
Product : pengelompokkan
oleh lini produk. Misal dalam suatu perusahaan memproduksi beberapa barang maka
departemen produksi dibagi lagi berdasarkan jenis barang, departemen produksi
pupuk, pestisida dan lain-lain.
c.
Geographical: pengelompokkan
berdasarkan wilayah geografis. Misal cabang perusahaan yang berada di jawa
timur dan jawa barat.
d.
Process : pengelompokkan
pekerjaan berdasarkan produk atau arus pelanggan. Departemen pendistribusian
barang, pemilahan barang produksi.
e.
Customer : pengelompokkan
pekerjaan berdasarkan jenis pelanggan dan kebutuhannya. Misal bagian promosi,
customer service.
3.
Rantai Komando
Rantai komando adalah garis tidak putus dari wewenang yang
menjulur dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas siapa
melapor ke siapa. Ada dua hal yang utama dalam rantai komando, yaitu :
a.
Wewenang: hak yang melekat dalam sebuah posisi manajerial
untuk memberikan perintah dan untuk berharap bahwa perintah tersebut dipatuhi.
b.
Kesatuan Komando: gagasan bahwa seorang bawahan harus
memiliki satu atasan saja yang kepadanya ia bertanggungjawab secara langsung.
4.
Rentang Kendali
Rentang Kendali (span of control) adalah jumlah bawahan
yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif. Rentang kendali
dipengaruhi oleh:
a.
Keahlian dan kemampuan manajer
b.
Karakteristik karyawan
c.
Karakteristik pekerjaan yang dikerjakan
d.
Keserupaan tugas
e.
Kerumitan tugas
f.
Kedekatan fisik dengan bawahan
g.
Standarisasi tugas
5.
Sentralisasi dan Desentralisasi
Desentralisasi dan sentralisasi
mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu
titik di dalam organisasi. Sentralisasi dapat
diartikan sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu
titik di dalam organisasi. Pengorganisasian dimana manajer puncak membuat semua
keputusan dan karyawan level bawah hanya menunaikan tugas yang diberikan.
Adapun desentralisasi merupakan kebalikannya, desentralisasi adalah
pengorganisasian dimana pembuatan keputusan didorong kepada siapa yang paling
dekat pada tindakan (manajer departemen).
6.
Formalisasi
Formalisasi mengacu pada sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi
dibakukan. Jika sebuah pekerjaan sangat formal, pemangku pekerjaan akan
memiliki sedikit sekali kebebasan untuk memilih apa yang harus dikerjakan,
kapan harus dikerjakan, dan bagaimana dikerjakan. Karyawan diharapkan untuk
selalu menangani input yang sama dengan cara yang sama, serta akhirnya
menghasilkan output yang konsisten dan seragam. Di organisasi dengan tingkat
formalisasi tinggi, ada deskripsi tugas yang jelas, beragam aturan organisasi,
dan prosedur yang didefinisikan secara tegas.
D.
Desain Kerja
Gibson (2009) menjelaskan bahwa desain pekerjaan adalah proses dimana manajer
memutuskan tugas-tugas pekerjaan individu dan otoritas. Setiap
organisasi atau perusahaan mempunyai cara tersendiri dalam membuat desain
pekerjaan untuk setiap karyawannya sesuai bagiannya masing- masing, dalam
membuat desain
pekerjaan komunikasi antara atasan dan bawahan harus diperhatikan karena desain
pekerjaan dalam suatu organisasi dan proses komunikasi adalah hal yang tidak
dapat dipisahkan.
Inti dalam membuat desain pekerjaan adalah
bagaimana membuat semua pekerjaan yang ada disusun secara sistematis. Desain
pekerjaan membantu dalam menjelaskan pekerjaan apa yang harus dikerjakan,
bagaimana mengerjakan pekerjaan tersebut, berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan
bagaimana ketentuan yang harus dijalankan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan. Para penyusun desain pekerjaan harus mempertimbangkan hal-hal
berikut :
1.
Perluasan tugas (Job Enlargement)
Meliputi pemberian tugas yang
lebih besar secara horizontal, dimana pekerjaan tambahan itu berada pada
tingkat kecakapan dan tanggung jawab yang setara dengan pekerjaan semula.
Gibson mengatakan perluasan pekerjaan membuat karyawan mempunyai tanggung jawab
dan wewenang yang lebih besar.
2.
Pengayaan tugas (Job Enrichmant)
Mencakup penambahan tugas
dengan tanggung jawab yang lebih tinggi dan lebih mendalam. Dengan tugas yang
semakin menantang disertai dengan tanggung jawab yang lebih besar maka akan
meningkatkan motivasi anggota.
3.
Perputaran tugas (Job Rotation)
Peputaran tugas
yaitu melakukan penukaran tugas antar pekerja secara periodik untuk menghindari
seseorang bekerja secara monoton sama setiap hari yang akan menimbulkan
kebosanan. Perputaran tugas ini memberikan kesempatan kepada pekerja untuk
memperbanyak pengalaman dan memungkinkan seorang pekerja untuk menggantikan
pekerja lain yang tidak masuk.
E.
Kebijakan Sumber
Daya Manusia
Sumber daya manusia sebagai individu-individu didalam
organisasi memiliki keunikannya masing-masing yang tidak dapat disamaratakan
sehingga kebijakan yang diterapkan dalam suatu organisasi selayaknya mampu
mewadahi bahkan menjembatani beragam keunikan tersebut. Individu dalam
organisasi adalah unik karena setiap individu memiliki tingkat kebutuhan yang
berbeda, karakteristik yang berbeda, cara pandang atau perspektif yang berbeda
terhadap suatu peristiwa atau permasalahan,
persepsi yang berbeda, dan kepribadian yang berbeda.
Dalam hal kebijakan sumber daya manusia berarti adalah
tindakan yang harus diambil untuk mengelola sumber daya manusia agar dapat
mencapai sasaran, karena mutu organisasi sebagian besar ditentukan oleh
kualitas sumber daya daya manusianya. Penempatan orang yang tepat pada
pekerjaan yang pekerjaan yang tepat adalah sasaran utama dalam pengelolaan
sumber daya manusia. Agar mendapatkan dan menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan
yang tepat harus diperhatikan hal-hal berikut :
1.
Praktik Seleksi
Rekrutmen, seleksi
dan penempatan merupakan suatu proses yang akan selalu dilalui oleh tiap
perusahaan untuk memperoleh sumber daya manusia dan menjamin ketersediaan
tenaga kerja yang dibutuhkan. Rekrutmen dilakukan oleh organisasi atau
perusahaan untuk mendapatkan calon tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sumber
daya manusia, yang selanjutnya akan melalui sejumlah proses seleksi untuk
memperoleh tenaga kerja atau sumber daya manusia yang sesuai dengan
kebutuhan.
2.
Program Pelatihan dan Pengembangan
Definisi pelatihan
adalah belajar untuk mengubah tingkah laku orang dalam melaksanakan pekerjaan
mereka. pelatihan pada dasarnya adalah proses memberikan bantuan bagi para
pekerja untuk menguasai keterampilan khusus atau membantu untuk memperbaiki
kekurangannya dalam melaksanakan pekerjaan.
Program pelatihan
menurut Robin&Judge (2007) dapat mencakup berbagai hal dari mengajarkan
kepada karyawan kemampuan dasar hingga kursus-kursus lanjutan kepemimpinan.
Program pelatihan ini dapat dikategorikan dalam beberapa tipe yaitu, basic literacy skills, technical skills,
interpersonal skills, problem-solving skills.
a)
Basic Literacy
Skills
Pelatihan atau traning
kemampuan-kemampuan dasar, seperti matematika, bahasa, dan kemampuan
operasional lainnya.
b)
Technical Skills
Traning berupa technical skill semakin meningkat
kebutuhannya seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi baru dan
perubahan design organisasi. Pekerjaan berubah sebagai konsekuensi dari berubahnya
teknologi dan struktur organisasi.
c)
Interpersonal
Skills
Pelatihan interpersonal
meliputi pelatihan mengenai bagaimana menjadi pendengar yang baik, bagaimana
mengkomunikasikan ide mereka secara jelas,
dan bagaiman menjadi anggota team yang efektif.
d)
Problem-Solving
Skills
Pelatihan problem-solving
meliputi pelatihan yang mengasah logika, sebab-akibat, menganalisa masalah, dan
memilih suatu solusi.
3.
Pengembangan Karier
Karir adalah suatu
deretan posisi yang diduduki oleh seorang. Pengembangan karir merupakan suatu
cara bagi sebuah organisasi untuk mendukung dan meningkatkan produktivitas para
anggota.
4.
Evaluasi Kerja
Evalusi kinerja dimaksudkan sebagai umpan balik kepada karyawan
mengenai bagaimana pandangan organisasi terhadap kinerja mereka, sebagai dasar untuk alokasi ganjaran (upah) dan menetapkan keputusan. Dalam evaluasi
kinerja perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a)
Maksud dan evaluasi kinerja
b)
Motivasi
c)
Apa yang dievaluasi
d)
Siapa yang harus melakukan
evaluasi
e)
Bagaimana metodenya
f)
Masalah potensial
g)
Bagaimana mengatasi
masalahBagaimana memberikan umpan balik kinerja
h)
Bagaimana mengenai evaluasi tim
5.
Sistem Imbalan
Sistem imbalan
Adalah kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa motivasi dasar bagi kebanyakan
orang menjadi pegawai pada suatu organisasi tertentu adalah untuk mencari
nafkah. Berarti apabila disuatu pihak seseorang menggunakan pengetahuan,
keterampilan, tenaga dan sebagian waktunya untuk berkarya pada suatu
organisasi, dilain pihak dia mengharapkan menerima imbalan tertentu.
Dengan
kata lain suatu sistem imbalan yang baik adalah sistem yang mampu menjamin
kepuasan para anggota organisasi yang pada gilirannnya memungkinkan organisasi
memperoleh, memelihara dan memperkerjakan sejumlah orang yang dengan berbagai
sikap dan prilaku positif bekerja dengan produktif bagi kepentingan organisasi.
F.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian mengenai
sistem organisasi di atas dapat diambil ditarik kesimpulan sebagai berikut :
- Struktur organisasi merupakan
susunan dan hubungan antara setiap bagian maupun posisi yang terdapat pada
sebuah organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya
dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
- Dasar-dasar penentuan struktur organisasi antara lain
spesialisasi kerja, departementalisasi, rantai komando, tentang kendali,
desentralisasi dan sentralisasi, formalisasi.
- Desain
pekerjaan adalah rincian tugas dan cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang
mencakup siapa yang mengerjakan tugas, bagaimana tugas itu dilaksanakan, dimana
tugas dikerjakan dan hasil apa yang diharapkan.
- Penyusunan desain kerja mempertimbangkan perluasan
tugas ,pengayaan tugas, perputaran tugas.
- Kebijakan sumber daya manusia berarti adalah tindakan yang
harus diambil untuk mengelola sumber daya manusia agar dapat mencapai sasaran.
- Agar mendapatkan dan menempatkan orang yang tepat pada
pekerjaan yang tepat harus diperhatikan hal-hal berikut: praktik seleksi,
program pelatihan dan pengembangan, pengembangan karier, evaluasi kerja dan
sistem imbalan.
G.
Daftar Pustaka
Dwipayana, Karmagati. 2011. Kebijakan dan Praktek Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM). https://karmagatri.wordpress.com.
Gibson, James L, et al. 2009. Organizations: Behavior, Structure,
Processes, Fourteenth Edition. McGraw-Hill. New York.
Lina. 2015. Pengertian dan Contoh Desain Kerja. http://www.ilmupsikologi.com. 2015.
Mayasari, Dian. 2014. Dasar Struktur Organisasi. http://perilakuorganisasikel5.blogspot.co.id/
Rivai, Veithzal. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Rajawali Pers. Jakarta.
*) Makalah disampaikan pada LKMM TM Universitas
Muhammadiyah Semarang, Jum’at 19 Mei 2017
**) Presiden Mahasiswa Unimus 2012-2013, Mahasiswa Pasca
Sarjana Agribisnis Universitas Diponegoro
Komentar
Posting Komentar